kü pèrsémbähkän üntük yäng tèrkäsih

shinö ändrä

↑ Grab this Headline Animator

Sèlämät Dätäng Di Rümähkü Yäng Sèdérhänä Jängän Lüpä Tinggälkän Cömmèntnyä Yüä

Sabtu, 02 Juli 2011

SEPENGGAL KISAH CINTA LAILA MAJNUN

Orang tua Laila melarang Majnun mendekati kemah mereka. Tetapi Majnun, yang dimabuk cinta, meminjam kulit domba dari seorang gembala di gurun, di mana suku Laila memancangkan kemahnya. Ia membungkukkan diri dan mengenakan kulit domba, lalu katanya pada gembala itu,

“Dengan nama Tuhan, biarlah aku ikut merangkak di tengah domba-dombamu, kemudian bawalah kawanan domba itu melintasi kemah Laila, agar mudah-mudahan aku dapat mencium wewangiannya yang nikmat, dan dengan menyembunyikan diri dalam selubung kulit ini mudah-mudahan aku dapat mengusahakan sesuatu.”

Gembala itu berbuat seperti yang dikehendaki Majnun, dan ketika mereka melintasi kemah Laila, Majnun melihat gadis itu, lalu pingsan. Si gembala kemudian menggotongnya dari kemah itu ke gurun, lalu menyiram mukanya dengan air untuk menyejukkan cintanya yang menyala.

Di hari lain, Majnun ada bersama beberapa kawannya di gurun, dan salah seorang bertanya kepadanya,

“Bagaimana dapat seorang yang terhormat seperti engkau, pergi ke mana-mana dengan bertelanjang saja? Biarlah kucari pakaian untukmu jika kau ingin.”

Majnun berkata,

“Tak ada pakaian yang kupakai yang akan layak bagi kekasihku, maka bagiku tiada yang lebih baik dari tubuhku yang telanjang atau selembar kulit domba. Laila, bagiku, seperti Ispand penangkal pengaruh jahat. Aku tentulah akan senang memakai pakaian-pakaian sutera dan kain kencana, tetapi aku lebih suka dengan kulit domba ini, karena dengan memakai ini aku akan dapat melihat sepintas wajah Laila.”

Begitulah sepotong kisah Layla – Majnun yang tersohor di seluruh jagad raya. Dari penggalan kisah tersebut dapatlah kita mengetahui, memanglah benar, Bahwa Cinta mestilah merobek-buangkan kehati-hatian. Cinta mengubah sikapmu. Mencinta adalah mengorbankan kehidupanmu yang biasa dan meninggalkan kesenangan-kesenanganmu yang menyolok mata.

Sumber : http://kliktedy.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita bangkit setiap kali jatuh (Confusius)

About

Created by : shinö ändrä


2011-2012 © Mähä Cintä. All Rights Reserved.

Template Design by Shino Andra